Demokrasi
Beberapa waktu yang lalu sempat terfikir hal seperti ini, saya bukan penggemar politik dan memang tidak bergelut di bidang itu memang, cuman memang terfikir gimana lagi.
Dulu waktu aku kecil masih dibingungkan dengan presiden yang punya banyak "suara".
Kulatihlah suaraku berbagai macam, sampai sebelas sepertinya, tapi ternyata suara yang dimaksud berbeda :)
Dulu partai Golkar merajai euy, jamannya Bapak Soeharto :) sampai gabisa kubedakan mana guru sekolah mana orang partai :)
Beberapa waktu kemudian aku baru tau apa yang dimaksud "suara" yang menentukan pemilihan pemimpin melalui sistem demokrasi. Gak habisnya kupikir dari dulu sampai sekarang bagaimana mungkin pemelihan dengan sistem tersebut masih bisa berjalan, padahal masih ada yang tidak setuju, kan? Berarti masalah belum selesai.
Yang kumaksud disini itu, kita cuman bisa memberikan satu keputusan, sampai nanti keputusan terbanyak yang menang dilain pihak keputusan yang nggak lebih kalah diabaikan, toh kita ketahui tiap keputusan selalu ada alasan dibaliknya kan, setauku begitu. Jadi kamu memilih A karena kamu tidak suka dengan kekurangan B gitu yaa.
Kenapa gitu yang maju gak bisa atas dasar kesadaran akan kemampuan gitu? Emang sekarang yang nunjuk partai kan ya, tapi bisa kayak saling gak mau ngalah antar partai, toh kalau memang lebih mumpuni pasti bakal kepilih gitu. Yang lucu di debat PilGub Jatim kemaren ada cagub yang punya program demi kemajuan Jatim tapi dirahasiakan gitu, maunya kalo dia kepilih. Holy shit :))
Gitu sih, dadah thx!
Tambahan :
Ini bukannya aku gak dukung sistem demokrasi atau apa. Cuman kalo gak bisa berjalan baik ya percuma, kalau menurutku. Benarkan orangnya baru sistemnya begitu maksudku. Juga bukan aku mendukung sistem khilafah HTI dan anti demokrasi, meskipun aku pernah ikut acara akbarnya di Surabaya, well to understand something you have to see what they see, right? Begitu tujuanku dulu.
Comments
Post a Comment