Bahasa Bagiku
Yon, aku mau bercerita sesuatu. Sesuatu yang baru saja kupikirkan kemarin.
Sini dengarkan.
Jadi begini, bahasa bagiku merupakan kunci bagi manusia untuk membuka peti - peti warisan ilmu.
Ilmu yang sudah dipersiapkan sejak zaman ditemukan dan diterapkan bahasa itu tersendiri.
Bukankah alam ini kitab - kitab yang terbentang? Dan kitab itu sendiri merupakan sumber ilmu pengetahuan?
Sejak itu aku jadi berfikir bahwasanya benar atau salahnya suatu pilihan hanya akan kembali pada kecocokan.
Yaitu kecocokan kunci dengan peti - peti itu sendiri.
Bisa mungkin suatu saat kamu diberikan suatu kunci yang kamu jaga hingga pada suatu saat kamu ditujukan pada sebuah peti. Aku jadi tidak boleh untuk bersedih jika peti itu tidak bisa kubuka dengan kunciku tadi, hanya ada dua pilihan yang harus kulakukan jika sudah begitu, pergi mencari kunci yang cocok atau mencari peti lain yang sesuai dengan kunci yang kujaga dan kusimpan itu.
Begitu banyaknya peti warisan ini juga pada kuncinya, aku mau mewarisi itu semua.
Mereka yang terbentang luas itu, yang diwariskan untuk kita membuka dan mengambilnya.
Tapi bukankah peti harta itu sering kali merupakan pedang bermata dua?
Sebenar - benarnya persiapan harus kubuat.
Bolehlah kukutip Owen Feltham :
Knowledge is the treasure of the mind, but discretion is the key to it, without which it is useless. The practical part of wisdom is the best.Bukankah ini hebat dan menyenangkan?
Begitu ingin aku mendapatkan tafsiran - tafsiran hidup ini dari moyangku.
Untuk kemudian kukumpulkan serta kutulis ulang, serta untuk kubagikan.
Terus berulang hingga kututup peti bersamaku nanti.
Dyon.
Comments
Post a Comment