Kenegaraan : Bab Politik, Setau Saya.

Sore, Yon.
Kali ini masuk bab politik lagi hohoho. Semoga betah.
Mungkin ini lebih seperti catatan saja dan bukan sharing karena ilmuku masih sangat cetek, mari dimulai.

Seperti yang biasa kamu tahu, saat ini posisi pemuda di Indonesia kurang lebih 40% dari total penduduk saat ini. Kalo disadur dari berbagai artikel, Indonesia dapat disebut juga mulai memasuki era keemasan atau golden age dan bukan golden aging. Kenapa? Karena ini berarti dalam waktu dekat, sistem pemerintahan, pekerjaan dan berbagai hal lama akan segera diganti oleh para generasi muda, kalau saya tidak salah ingat, lupa juga di artikel mana, posisi ini lebih baik dari banyak negara lain, saat ini bisa disebut saat Indonesia come back walau tower 3 udah jebol dan langsung hajar frozen throne kalau kita anggap ini adalah permainan DotA. Ditambah lagi dengan berbagai kegiatan dan organisasi - organisasi positif, yang banyak bisa kamu temukan di Internet, semakin marak dan ramai diisi oleh para pemuda membuat saya tidak perlu ragu lagi untuk percaya bahwa Indonesia akan segera menjadi negara maju.

Namun, salah satu sektor yang agak masih kurang tapi terus berkembang adalah ya di politik itu. Alhamdulillah akhir - akhir ini cukup banyak kesempatan untuk mengamati masalah ini, yah minimal di daerah Malang dan Jawa Timur. Sepengamatan saya, aktivitas ini jadi terbagi dalam pemahaman dan tindakan, saya akan ambil beberapa contoh yang saya tahu.
  1. Perubahan Aktor, yang dimaksud adalah ketika tuntutan untuk mengganti orang - orang kotor dengan orang - orang baik dan kompeten di bidang politik. Namun, seperti pada hal lainnya, pergerakan baik memang cukup susah, karena menjadi baik dipolitik berarti harus tanpa uang, menghindari KKN. Hal yang harus dilakukan adalah mencari orang baik, untuk kemudian mengenalkan, terlebih lagi jika kaum pemilih masih apatis dan lebih parah lagi pemilih yang pragmatis, untuk artikel mengenai pemilih pragmatis kamu coba baca tulisan dari HTI pada hari jumat tanggal 14 Maret 2014 kemarin. Salah satu motor penggerak kegiatan ini adalah Turuntangan, yang saya ikuti.
  2. Perubahan Sistem, dengan penjabaran sistem demokrasi dan serentet kekurangannya, yang saya juga banyak setuju mengenai hal ini. Pergerakan pada hal ini adalah dengan menawarkan sistem pemerintahan yang baru. Motor paling massive setau saya adalah Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI, saya pernah beberapa kali mengikuti kegiatan HTI, yang terbesar adalah deklarasinya di Stadion Gelora 10 Nopember dan Muslim Intellectual Dialogue (MID) di Widyaloka UB. Sorry to say, yang saya ingat dari kegiatan di Stadion Gelora 10 Nopember adalah teriak, panas dan capek, tidak ada ilmu yang bisa saya dapatkan kala itu, padahal ini acara se Jawa Timur, ngga tau lagi kalau tujuan acara itu hanya untuk meningkatkan moral anggota HTI saja, sedang saya bukan. Acara yang jauh lebih baik adalah MID pada tanggal 29 Maret 2014. Banyak ilmu yang saya dapat disini, saya jadi tahu sistem Khilafah yang dielu - elukan seperti apa, tapi ini adalah mengenai agama, hal yang sensitif sekali. HTI menawarkan sistem Khilafah yang sangat bagus menurut saya, mungkin hanya butuh penyampaian saja agar orang tidak terlebih dahulu apatis, tidak menutup kemungkinan sistem ini diserang berbagai oknum, termasuk media yang suka melebih lebih.
  3. Perubahan tiap Individu, dengan menjadi insan kreatif, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan dan sebagainya. Penggerak pada hal ini biasanya kaum entrepreneur dan seniman, seniman di Malang yang saya tahu mengikuti metode ini adalah cak IKSAN SKUTER, mungkin sakit hati pada era Pak Harto serta perubahan sikap aktivis pada era itu yang menjadi kaum oportunis di pemerintahan yang membuatnya begitu, mungkin. Sehingga, mereka lebih percaya untuk memajukan Indonesia dengan cara mereka sendiri tanpa mengutik - utik ranah politik.
  4. Pragmatis dan Apatis, ngga sedikit pemuda yang masih pragmatis dan apatis. Pragmatis saya lihat di lingkungan OMEK kampus saya pada pengerjaan proyek - proyek kegiatan kampus, sedangkan yang apatis, teman kamar kos saya juga apatis. Apatis juga ada dua sebenarnya, ada yang tahu pentingnya politik tapi tetap acuh dan yang memang benar - benar tidak tahu. Kalau mengutip kata - kata mas IKSAN mereka seperti sapi perah dalam sistem. Wogh.
Ude ah panjang bener, Yon. Cape juga.


Dyon.

Comments

Popular Posts