Alam dan Hal yang Kurindukan
Ophelia oleh John Everett Millais
Sial, sampai linu semua sendi - sendiku.
Lelah berlari, ku berjalan. Terluka kaki, ku merangkak.
Lalu merayap dan berakhir sampai puncak.
Sampai disini, mimpiku bahkan sudah tidak terfikir lagi, aku haus dan lelah.
Kulihat mata air.
Kurebahkan tubuh disana, menyerahkan lelah pada bumi.
Mengadukan lelah dan hausku.
Pada sungai kupasrahkan tubuh lelah ini.
Sungai yang jernih mengalir berujung jauh.
Aku mengambang mengikuti tenangnya.
Kulihat ikan - ikan menari merayakan musim kawin.
Adapun mata buaya tenggelam bersiap mencari makan.
Kemudian kulihat hutan.
Hutan, teduh seirama angin dan dedaunan.
Memberikan buah - buah yang manis tanpa buatan.
Menyediakan hijauan segar bagi kaum herbivor.
Melindungi tiap penghuni, mengajar indah kebersamaan.
Gemuk - gemuk dalam taraf keseimbangan.
Lalu aku melewati padang rumput.
Singa - singa menguap dalam bayang pohon gersang.
Zebra dan Wildebeest sedang minum dikanan kiriku.
Hyena terkekeh, burung nazar terbang berputar.
Kemudian kurasa jauh, hamparan air luas ini disebut laut kurasa.
Bunyinya tenang menenangkan, membuatku terpejam dan jatuh tenggelam.
Ikan badut bercengkerama dalam sekolah.
Ikan pari melambai disiram cahaya matahari.
Tapi ada hiu, berenang kearahku dan cukup cepat.
Giginya banyak dan tajam - tajam, semakin dekat dan membuka.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
cuma mimpi.
Aku bangun dan basah.
Kembali dimana dunia sangat bising dan sesak sekali.
Ah, betapa aku merindukan tempat itu.
Dibuat ketika cukup lemas dan merindukan pramuka, Rob Bredl dan acara hewan - hewan.
Dyon.
Comments
Post a Comment