Deliver Us from Evil - Review
Ah, film horror, selalu menyenangkan untuk ditonton. Nonton film horror merupakan salah satu alternatif terbaik untuk melepas penat dari kesibukan dunia nyata. Kali ini saya coba review film berjudul Deliver Us from Hell.
Mari kita mulai.
Sebenarnya perjalanan menonton film ini cukup banyak mengalami rintangan, mulai dari suara - suara asing yang menyarankan untuk tidak usah menonton karena rating di imdb yang cukup rendah (terakhir cek 6,5), cukup banyaknya ajakan nonton Dawn of The Planet of The Apes, susahnya cari temen nonton (akhirnya nonton sendirian) sampe acara - acara buka bersama yang nyaris membatalkan kegiatan menonton film ini, tapi toh akhirnya faktor sutradara Sinister ini yang tetap mengukuhkan saya.
It was all very worthed. Tontonlah. Rating rendah memang ciri khas film horror (insidious was exceptional of course). Ekspektasi saya sebenarnya antara tinggi dan rendah, tinggi karena faktor sutradara sakti, Scott Derrickson, dan rendah karena cerita yang diangkat dari kisah nyata. Well, penulisan diangkat dari kisah nyata bisa berarti dua hal, ceritanya cukup jelek sehingga perlu diangkat dengan pernyataan seperti itu, dan kedua kisah yang diangkat dari kisah nyata memang akan terbatas pengembangannya. Sebut saja yang paling terkenal, The Conjuring.
Film ini menawarkan cerita yang lancar - lancar saja, tidak ada twisted story (namanya juga kisah nyata), dan scare jump yang wajar. Mungkin kita bisa mengutip komentar dari sutradara kesayangan rakyat Indonesia kita satu ini, gimana bung Evans?
Yes, can't agree more. Saya sendiri nonton sebelum baca komentar dari bung Evans tapi toh kenyataan dilapangan juga sama persis. I really am squirming in my seat throughout the film, and for addition lots of swearing on unexpected scare jumps. Saya nemu tweet itu setelah stalk twitter bapak @scottderrickson dan rupanya beliau juga ngefans V/H/S karya pak Evans. Spekulasi pribadi saya, mungkin mayoritas penonton kurang suka dengan background musicnya. Kenapa? coba tonton sendiri, maka kamu akan tahu kenapa film ini bisa seperti roller coaster. Rating film ini bisa jadi menanjak drastis jika merekrut orang seperti Joseph Bishara sebagai music director, dengan ciri khas musik pilihannya yang sudah cukup membuat kita bergidik. Personal opinion? This one is good already, all horror scene through all the movie could actually make me sleep.
Jadi, tontonlah, dan somehow through his twitter seems like today is his birthday even though in imdb it's in march (?), but you should see the movie yourself and you can congratulate him afterwards.
Sebagai penutup saya akan memberikan quote bikinan saya sendiri dengan nggak tahu lagi kenapa.
"You could always trust your horror movie buds."Personal score 8/10.
~===========~
nb:
Saya nonton film ini telat sebenarnya, I'm not really a movie goers anyway but this movie should just get more hype than what it is now. Entah karena kalah hype dengan film Apes atau gimana saya juga nggak tau, tapi jika disuruh memilih, saya lebih memilih film ini dibanding Conjuring, seperti yang kita tahu Conjuring lebih hype sekali.
Bisa dilihat, baru nonton tanggal 16 kemarin (saya memiliki kesukaan tersendiri untuk nonton premier film horror, selama waktu dan uang tersedia tentunya). Di Malang, tempat saya berdomisili sekarang, dari 4 bioskop yang ada cuma di Matos yang menayangkan, itupun cuma satu studio. Saya masih heran kenapa film seburuk Transformer masih berjaya saja di bioskop - bioskop. Inipun kalau tidak sedang cek 21cineplex.com mungkin saya juga enggak tahu, ini saya yang kudet apa gimana ya -___-. Mungkin film horror memang lebih susah survive dari genre lain ya, karena referensi horror memang condong lebih subjektif, Sinister aja sampe ga masuk di Indonesia! Beda dengan sci-fi yang penting sedikit masuk logika and give them some glamorous modern shit then voila. Box Office baby.
But, if somehow you really need a company to watch horror movie, I'll try my best to go. Mari kita support film horror, cukup mengecewakan James Wan pindah dari film horror, I think he could give more. Namun, kabarnya beliau akan menggarap Demonic dan lanjutan dari serial tersuksesnya, saya rasa, Saw VIII, yang walaupun tetap horror sayangnya kedua film tersebut juga bergenre thriller.
Baiklah, sudah cukup, sekali lagi. Happy Birthday Scott Derrickson, you are the horror itself. Glory be with you!
Comments
Post a Comment