A & Y: Having a Brother is a Bliss.

Prolog

Awal Mula.

Pernahkah kalian mencoba bermain-main dengan ingatan kalian? Saya lumayan sering, mulai dari hafalan nomor pada plat kendaraan yang sepintas terlihat sampai urutan absensi rekan masa sekolah. Kemudian, pernahkah kalian mencoba menggali ingatan kalian jauh dimasa lampau, mencoba mengetahui hal apa yang pertama kali bisa kalian ingat?

Ingatan terjauh yang dapat saya gali adalah ketika melihat Yondi di masa-masa awal kelahirannya, tidur disamping Mama. Hal yang saya lakukan kala itu hanyalah menarik rok daster yang dikenakan Mama. Maka, jika nyata tidaknya hidup adalah yang didasari oleh ingatan, kenyataan hidup saya dimulai ketika melihat Yondi, kala itu.

Yes it is.
Saya pernah hidup sebagai anak tunggal, tapi hanya selama 1,5 tahun saja dan tidak ada memori yang teringat. Hal yang saya tahu pada masa itu adalah saya tumbuh dengan banyak kasih sayang, jelas saja, anak pertama, perhatian tak habis-habisnya saya dapatkan.

Kira-kira beginilah senyum keserakahan kebahagiaan akan kasih sayang pada saat itu.
Hohoho *di edit karena si Mama belum pake jilbab ey.
Satu setengah tahu berlalu, kemudian bocah ini lahir. Muncul begitu saja dan dapat saya pastikan tidak berasal dari kantong kain yang dibawa oleh burung pelikan, karena disekitaran Ngronggo, Kediri tidak ada yang namanya pelikan. Palingan burung emprit dan paling banter kuntul. Kemudian, layaknya gula pada air, bocah ini membaur pada keluarga kami dengan sangat cepat.

Harits Yondi, 2 tahun.
Apa yang saya rasakan, katamu? Senang? Jelas tidak. Insting bocah saya menyala, pertanda ancaman!

Kenapa, katamu? Dasar banyak tanya! Baiklah akan saya beri petunjuk. Pada foto diatas, silahkan fokus pada matanya. Kurang jelas? Baiklah akan saya sertakan versi zoom in.

Nah!
Nah! Nah! Nah!
Jelas sekali mata itu! Mata penuh energi yang, dengan sadar atau tidak, akan menghisap nektar-nektar kasih sayang Bapak dan Mama dariku. Tidak bisa tinggal diam, jelas tidak. Saya sudah paham ketika pertama kali melihatnya, dialah musuh alamiku.

Baiklah, harus segera dimusnahkan.



Nah, bercanda.
I'll love him anyways.
It's okay. Come here bruh.

Nah kenapa begitu?
Bukankah sudah kujelaskan bahwa dia larut seperti gula, bagaimanapun tetap meninggalkan rasa manis. Rasa manis yang cukup rumit untuk dijelaskan melalui rumus-rumus kimia, manis ini adalah pada perasaan. What I can trully say is...  having a brother is a bliss, it sure is.



-o-




Comments

Popular Posts