Bicara Hujan
Akhirnya,
luluh jua tetes hujan yang telah lama dirindukan,
oleh kering tanah dan debu,
katak-katak perawan,
dan juga,
para pujangga yang remuk oleh gersang.
Bagiku, perihal hujan adalah ia yang melindungi dari waktu.
Memberimu ruang yang cukup dalam hidup yang terasa sesak.
Bagaimana bisa?
Jatuhnya adalah yang meredam gemuruh, menyerap secara penuh.
Ia mendengarmu, ketika kamu juga.
Mewujud perbincangan yang indah.
Menyiratkan pesan, mengendapkan perasaan, kemudian ia pergi.
Jauh dan tak terjangkau, menyimpan keluhmu dengan rapat.
Maka, pada hujan beserta pelbagai tafsiran yang ia simpan,
ketika tetesnya mencumbu kulit dan mengalir dengan wajar,
akukah kisah yang kamu sampaikan, kasih?
Jogja, Bandung, Semarang, Wonosobo, Surabaya dan Daerah Istimewa Malang, 2014.
Dyon.
Comments
Post a Comment