Review: Dunia Anna
Karya Jostein Gaarder kedua yang saya miliki setelah Dunia Sophie (Sofies Verden) dan entah mengapa seperti engga ada kesan kreatif sama sekali, mulai dari penamaan judul (belakangan saya tahu judul aslinya itu Anna. En fabel om klodens klima og milio, terus judul kaya begitu diterjemahin sesimpel Dunia Anna, gitu aja, sungguh bera), desain sampai font cover yang mirip sekali dengan Dunia Sophie. Yah, beruntung didalamnya engga ada gambar filusuf dengan tanda tangan Guntur ‘09. Kuberitahu ya, adanya tanda tangan orang lain dalam bukumu itu menjengkelkan dengan sungguh.
Beda dengan Dunia Sophie yang makan waktu sampai 5 bulan, Dunia Anna cuma 2 hari saja sudah kelar. Selain karena memang bukunya yang lebih kecil dan tipis (270an halaman), kamu yang sudah khatam baca Dunia Sophie akan merasa buku ini enteng saja. Malah menurutuku ini buku anak-anak (atau memang begitu?). Dunia Anna menceritakan bagaimana kekhawatiran Anna akan perubahan lingkungan dengan gaya cerita fantasi khas Jostein Gaarder yang tidak terbatasi ruang dan waktu.
Well, dibalik kesureman cover dan sebagainya, kala itu tetap beli karena kagum sama Jostein Gaarder-nya aja sih. Selain penulis, dia juga aktif di kegiatan perdamaian dan merupakan aktivis pencinta lingkungan. Sosok yang getol menentang kekerasan di Palestina dan pembuat award lingkungan berjudul “Sophie’s Prize” sudah sangat cukup buat saya hormat dengan penulis Norwegia ini.
Nah, setelah tahu bagaimana perhatiannya terhadap lingkungan, maka buku ini seperti salah satu usahanya untuk menyadarkan masyarakat umum mengenai gawatnya kondisi lingkungan kita dan bagaimana imajinasi Pak Jos mengenai kondisi alam masa depan jika kita masih begini-begini saja.
Akhirul blogpost, intinya secara keseluruhan buku ini bagus dan sepertinya akan menjadi salah satu buku yang akan saya bacakan pada anak-cucu saya kelak.
Nb:
Buku yang saya baca cetakan I dari Mizan bulan Oktober kemaren, translasinya masih surem dan sangat bera. Kalaupun mau baca, saran saya tunggu cetakan baru dengan terjemahan yang lebih syahdu dan enak dibaca saja. Oh iya, buku barunya yang Misteri Solitaire sepertinya layak tunggu juga sih.
Dyon.
Comments
Post a Comment