Goie Dag
1.
Ini adalah
sore yang hangat dan renyah, kukira.
Kau tahu,
Accra merupakan kota yang menyenangkan jika kamu sedang sepertiku:
Duduk di
teras rumah, bersamanya adalah teh tawar yang hangat dan kental beserta
singkong rebus yang tak termakan.
Pada kedua belah pantat
dan sebuah belah pinggangku kini adalah kursi rotan yang kepadanya aku pasrahkan seluruh
berat tubuhku, kemudian setelahnya dapat kutemukan apa yang biasa disebut dengan kata nyaman.
Mungkin juga:
yang sampai kita
telusuri pada keriuhan metropolis dan menjatuhkan diri pada kesunyian
dipucuk-pucuk gunung adalah memahami seni untuk pasrah.
(Kecuali jika kebahagiaan bagimu adalah dengan mengupas kulit buah durian).
2.
Betapa
gradasi oranye dan kuning merupakan warna yang sempurna bagi kota ini.
Selebaran
sampah koran yang tersibak angin menjelma koyok berlarian kecil.
Kepalaku
terasa penat usai sehari penuh mencoba untuk membaca-baca rangkaian kode genetik. Bukankah
luar biasa bagaimana ilmu pengetahuan telah membawa kita sejauh ini.
Rangkaian basa nitrogen ini mewujud karya sastra yang, hidup dalam artian sebenarnya. Rangkaian berpilin ganda ini juga mengingatkanku akan pengurai sandi berpilin romawi yang dahulu pernah kutemukan pada sebuah museum sandi.
Jangan-jangan selama ini aku salah dalam membaca, Tuhan, betapa sungguh Engkau penuh akan teka-teki.
3.
Kurasa ini
adalah sore yang sempurna, ternyata tidak.
Tidak sampai
kau datang dengan mengaduk kopi hitam beserta uap yang menyembul dari cangkir
putih itu.
Kau tahu, selain
aroma hujan dan rumput di sore hari, aroma tubuhmu adalah yang tidak pernah
gagal membuatku senang.
Kemudian kita duduk berdua, dan yang pasti aku tahu, setelah ini waktu akan berjalan sangat cepat.
Entahlah,
mungkin waktu juga bisa cemburu.
4.
Kamu memulai
dengan sebuah cerita yang bagimu ingin untuk diceritakan.
Menyadarkanku
bahwa betapa hubungan antar manusia sungguh mengagumkan, dan kau tahu, darimu
aku jadi tahu betapa tingkah laku dan pertumbuhan seorang anak merupakan
teka-teki yang lebih sukar tuk dibaca dibandingkan dengan rangkaian kode yang
banyak memakan waktu bagiku.
Kurasa, tidaklah salah jika seorang berkata untuk menjadi orang
tua adalah proses dari serangkaian kesalahan.
5.
Aku mendengarkan
dengan seksama, dan merespon semampu yang aku bisa.
Kamu sudah
tahu bahwa aku bukanlah orang yang tepat dalam memberikan tanggapan, tapi tahukah
kamu bahwa aku adalah seorang pengagum bibirmu ketika cemberut itu?
Lalu,
"Kamu seharian ngapain aja?", begitu katamu.
Aku tidak mungkin mengatakan padamu bahwa aku usai berperang melawan monster-monster ular yang merubah seharian ini, karena nyatanya memang tidak. Aku juga tidak mungkin bercerita mengenai rangkaian genetik yang akan membuatmu bosan.
Maka terima kasih Tuhan atas rahmatMu yang membuat bibir ini mampu tersenyum. Meski getir, setidaknya dapat menjadi perwakilan atas apa yang sukar 'tuk dijelaskan.
Lalu,"Fotoku yang minggu lalu aku kirim, kamu save nggak?"
Demi Tuhan
semesta alam, yang Maha berkehendak dan yang Maha membolak-balikkan hati dan
perasaan. Aku lupa.
Maka aku tersenyum. Lagi. Sedikit menelan ludah.
Kamu marah, dan sebenarnya itu cukup menyenangkan.
Kamu tahu,
bahwa sebenarnya menjelaskan alur sekresi hormon ADH akan jauh, jauh lebih
mudah bagiku dibandingkan dengan usaha untuk menjawab pertanyaanmu itu tadi.
Bagaimanapun kamu
harus tetap tahu bahwa betapa sungguh aku mencintaimu.
6.
Yang aku
tahu, setelah ini aku harus memberikan respon dengan segera.
Betapa aku
ingin bercerita:
Thom Yorke yang beranggapan bahwa ambisi adalah yang membuatmu menjadi buruk, bisa jadi tidak bagiku karena ambisiku adalah kamu,
yang tidak
mungkin kusampaikan karena pernyataan tersebut serupa rayuan om-om.
Aku tahu bahwa aku juga tumbuh menua, dan saya cukup yakin bahwa kamu juga.
Bukan, bukan
karena kita tidak rajin mandi darah perawan, hanya karena memang waktu adalah
ia yang paling tegas, abstrak secara definitif namun tak pernah berhenti untuk
terus berjalan.
7.
Maka aku
menanyakan perihal singkong rebus,
aku bukan
penggemar makanan manis, apalagi makanan setengah manis seperti singkong. Dan direbus.
Kemudian kamu mulai kembali bercerita akan pentingnya kesehatan, menyampaikan bahwa pada umur seperti ini, minum air saja bisa jadi daging.
Sebenarnya aku
sanggup menyangkal pernyataan tidak masuk akal seperti itu, menjabarkan
serangkaian metabolisme nutrisi tubuh, setidaknya untuk tiga nutrien utama.
Namun bukankah perhatian dari orang yang kau sayangi jauh lebih penting dibanding sekadar argumen teoritis saja? Meskipun perhatian itu tidak masuk akal sekalipun?
Betapa itu adalah pelajaran yang sangat berharga yang kuperoleh dari Ibu dan film-film horror besutan Amerika.
8.
Maka seperti
apa yang telah ku antisipasi,
langit
berubah menjadi jingga berangsur gelap.
Langit
berangsur gelap dan kamu kembali masuk.
Kamu masuk dan aku mulai kedinginan.
Kamu masuk dan aku mulai kedinginan.
Oh demi waktu yang sekejap saja,
terima kasih
matahari atas lighting yang oke,
terima kasih
angin atas aroma rumput yang kau bawa.
Oh iya,
terima kasih juga Tuhan atas pelayaran ini.
Tak pernah berhenti hamba memohon kekuatan atas ombak-ombak di masa datang, yang atasnya dibutuhkan hati setabah laut dan setegap daratan.
Jika kita pantas bersyukur atas hal-hal yang sederhana,
Dyon.
Comments
Post a Comment