Cerita Di Rumah-ku

Di rumah-ku,
ada tembok yang berdiri dari jemari Bapak-ku,
dan ada teduhan dari anyaman rambut Ibu
yang dicabut
satu persatu sembari menyusu-ku.

Maka Adik membuat daun jendela dari udara,
dan Aku membangun pintu dari kata-kata.
"Aku begitu mencintai langit beserta angin," katanya.
"Begitupun aku mencintai almanak dan cerita-cerita."

Hingga suatu waktu,
jemari Bapak mulai keriput dan berongga,
sedang rambut Ibu akhirnya putih-memutih jua.
Adik pergi dari jendela tanpa kata-kata,
dan Aku membaca pintu tanpa suara-suara.

Kemudian engsel pintu-ku mulai berdecit,
sehingga Aku berhenti membaca pintu.

Aku membaca Ayah dan Ibu saja, begitu,
mengenai cinta yang diperbuat dari dari beton,
dan mengenai beton yang diperbuat dari cinta,
yang ternyata hanya bualan komik belaka.

Beton itu kemudian menjelma pondasi,
yang diatasnya berdiri rumah dari jemari Bapak-ku,
anyaman rambut Ibu,
daun jendela dan pintu dari udara dan kata-kata:
Adik dan Aku,
yang keluar dari daun jendela dan pintu.



Dyon.
2016.


Comments

Popular Posts