Bagoooooong!
1.
Pagi tiba seperti biasanya, sinar matahari menyapu bersih sisa-sisa dingin yang ditinggalkan malam, menggantinya dengan kehangatan yang menimpa wajah dan tangan-tangan. Yah, ini pagi yang, memang seperti biasanya. Seperti pagi kebanyakan, burung-burung berkicau, kamar mandi gaduh-riuh oleh hantaman air dan berbagai urusan pencernaan yang menuntut untuk diselesaikan saat itu juga. Menunda memang kebiasaan yang buruk, dan perut merupakan guru terbaik akan hal itu.
2.
Matahari sudah mulai menyengat ketika aku selesai membersihkan diri. Aku bersih dan tenang, karena seperti biasa, aku tidak akan telat dan tidak akan pernah telat. Bagong telah banyak mengajariku tentang waktu, bahwa waktu adalah ia yang sangat disiplin, dan terlambat adalah kebiasaan tercela. Berdasarkan pernyataan tersebut (Bagong, 2084), bolehlah aku menasbihkan diri sebagai manusia paling gentle di daratan muka bumi ini, entah itu yang datar maupun yang bulat, karena saat ini aku adalah manusia paling merdeka, I am the master of my fate, I am the captain of my soul. Maka itulah aku, manusia pengangguran.
3.
Kulihat Bagong sudah pulang dari merumput bersama teman-teman betinanya, kudengar sayup-sayup betapa ia menikmati Calliandra callothyrsus pagi ini. Mulutnya masih terlihat mengunyah sisa-sisa makanan ketika kusapa dan ia melengos. Persahabatan yang indah.
4.
Sebagai manusia merdeka paripurna, aku sangat gemar menolong teman-temanku, terutama Bagong sahabat terbaikku. Bukannya sombong, kurasa menjadi manusia merdeka adalah sebuah previledge yang tidak bisa dinikmati semua, maka rasanya sudah seperti jadi tanggungjawabku untuk banyak-banyak menolong. Terlebih lagi, kagum nian aku atas ambisi dan cita-cita Bagong, dia ingin menjadi kambing pertama yang menjadi presiden. Mantap tiada dua.
5.
Guys, Bagong memang seorang conman sejati, selain rajin kawin 10 kali dalam seminggu, Ia juga sanggup memikat pejantan tangguh seperti aku. Mimpi-mimpinya besar, pupil matanya persegi tajam dan mengkilat-kilat, jenggotnya terurai melengkung kedepan, dan suaranya itu, lho, guys, kental dan tegas, darah alpha sejati mengalir di seluruh pembuluh daranya. Masih jelas dalam ingatan betapa aku dibikin susah tidur setelah pertama kali berjumpa dengannya di warung kopi Pak Jari. Ia mengorasikan mimpinya kepadaku, intonasinya rendah saja, namun tegas dan jelas. Rasa-rasanya untuk memetik bintang hanyalah urusan sepele saja jika kupercayakan padanya, bahkan ketika berpisah, Ia masih sempat bercerita bahwa Ia mampu minum bergelas-gelas kopi tanpa harus membayar sepeserpun. Benar saja, sebelumnya aku telah membayarkan kopi-kopinya secara suka rela. Betapa Ia adalah mahluk yang visioner.
6.
Begitulah bagaimana Bagong dan aku bertemu, kemudian saling merajut tali silaturahmi. Olehnya, Partai Kambing Jaya Selalu (PKJS) berdiri dan kian hari kian berkibar. Pemilihan presiden akan dilaksanakan tahun ini. Elektabilitasnya sudah tiada berbanding. Kampanye dimana manusia dan kambing hidup bersama dalam perdamaian sukses memikat banyak kalangan. Berdebar hatiku membayangkan ketika hari-hari itu akan datang.
7.
Namun, siang ini Bagong tewas dipelukanku. Darahnya meluncur kental dan tegas dari kerongkongan. Hatiku remuk-redam. Mataku terasa gelap dan kalian tahu apa yang aku lakukan berikutnya. Tahun ini, Idul Adha sangat mencekam. Komisariat PKJS menyeledikiku, dan aku menyerah. Aku tahu bahwa kebohongan akan menyebabkan semacam lintah menggerogoti hatiku.
8.
Perut memang guru yang sangat berbahaya!
Dyon.
2017.
Comments
Post a Comment