Amsyong

Anak lelaki yang mencintai puisi
'kan bercita-cita menjadi seorang pujangga.
Dan, ketika Ia tahu gadis idamannya
mencintai puisi pula.
Kian bersemangatlah Ia.

Mengembara jemari dan pikirannya menuju Barat.
Mencari serat suci yang ufuknya pada diri sendiri.
Setelah akhirnya tahu bumi bulat bentuknya,
dan melihat pelbagai ini dan itu,
Ia memutuskan untuk moksa.

"Dunia ini penuh luka," Ia berkata,
sembari menangis dan menutup muka.
Kemudian berserah pada alam sastra.

Setelah kira-kira lima tahun lamanya,
Ia kembali seraya berdecak lirih,
lirih sekali,
"ckckckckckckck...ckkkkk."

Tujuh decak pendek berarti:
Aku sudah cukup banyak menderita.
Sedang satu decak panjang berarti:
Rindu ini abadi.

///

Aih,
ketika kau sibuk berpuisi,
pujangga dari Yogya mengetuk pintu,
dan memboyongku ke Jakarta.

Simbok berpesan,
"Kejarlah renjana,"
dan bapak berkata,
"Asalkan kau bahagia."

Maka, ketika kau usai moksa,
dan decak lirihmu menyapa lamunanku,
tubuhku telah usai diremuk kata-kata.
Pujangga itu, pujangga itu!!!

Maka, ketika puisimu usai moksa,
dan aku tetap pada lamunanku,
dengarkan syairku:

Kini aku adalah prosa,
dan anakku sudah dua,
yang pertama bernama cinta,
yang kedua bernama sia-sia.

Comments

Post a Comment

Popular Posts